AUTOINDO.ID, JAKARTA–Sebuah baterai Lithium Iron Phosphate milik Chery TIGGO 8 CSH ditenggelamkan ke dalam air laut selama 48 jam penuh. Bukan eksperimen biasa, ini adalah bagian dari kampanye uji ekstrem “Chery Battery Test: Revolution of Safety” yang digelar PT Chery Sales Indonesia di PIK 2, Jakarta Utara, Selasa (17/6).
Indonesia dipilih sebagai panggung global pertama untuk membuktikan daya tahan teknologi Chery Super Hybrid (CSH), sekaligus menjawab kekhawatiran masyarakat terhadap performa baterai hybrid dalam kondisi ekstrem—terutama banjir dan kelembaban tinggi.
“Chery sangat memahami kekhawatiran konsumen terkait durabilitas dan keamanan baterai, terutama dalam kondisi ekstrem seperti banjir. Dengan pengujian terbuka ini, kami ingin menunjukkan bahwa teknologi CSH dirancang dengan standar keselamatan tertinggi,” tutur Rifkie Setiawan, Head of Brand Department PT Chery Sales Indonesia.
Langkah ini bukan sekadar simbolik. Air laut memiliki tingkat korosif tinggi, jauh melebihi paparan air hujan biasa. Setelah dua hari perendaman, baterai diuji langsung di jalan. Uji ini menilai lebih dari sekadar kedap air, melainkan kekuatan insulasi, kestabilan daya, hingga integritas struktural baterai.

Uji ketahanan di Indonesia merupakan bagian dari rangkaian global bertajuk “Mission Impossible”, yang membawa teknologi CSH ke medan uji ekstrem di berbagai belahan dunia: dari suhu dingin ekstrem, panas gurun, hingga tes kecepatan tinggi dan struktur off-road berat.
Chery TIGGO 8 CSH sendiri ditenagai baterai 18,3 kWh bersertifikasi IP68, mampu menempuh hingga 90 km dalam mode full EV, dan didukung fitur fast charging CCS2 (30%–80% hanya dalam 20 menit). Untuk keselamatan, struktur baterai mengadopsi Chainmail Battery Safety Structure dengan 14 titik pengaman dan perlindungan berlapis hingga 16 layer.
Lewat uji ekstrem ini, Chery ingin menegaskan satu hal: keselamatan bukan sekadar janji, melainkan standar baru yang nyata dan bisa dirasakan konsumen.