spot_img
Kamis, September 11, 2025
  • HOME
BerandaBerita UtamaYakin Mobil Listrik Anda Ramah Lingkungan?

Yakin Mobil Listrik Anda Ramah Lingkungan?

- Advertisement -spot_img

AUTOINDO.ID, JAKARTA–Alasan memakai mobil listrik setidaknya ada tiga. Pertama, biaya  operasional dianggap lebih hemat. Kedua, mengikuti trend dan dianggap tidak kuno. Ketiga, biar dinilai sebagai bagian dari orang-orang yang peduli lingkungan hidup. Ikutan jadi pejuang kelestarian Bumi, demikian sebutan kerennya.

Semua alasan itu bisa diperdebatkan. Tetapi kali ini kita secara khusus membahas alasan yang ketiga: benarkah mobil listrik dijamin ramah lingkungan?

Jangan lupa, ada aktivitas penambangan logam langka sebagai bahan baku baterai mobil listrik. Tentu saja, kita semua tahu, bahwa kegiatan pertambangan pasti menimbulkan dampak lingkungan yang dahsyat.

Ekstraksi bahan baku seperti litium, kobalt, dan nikel bisa menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti pembabatan hutan, pencemaran air, serta eksploitasi air dalam jumlah banyak sekali.

Proses penambangan itu juga perlu energi besar, dan biasanya digunakan mesin-mesin berbahan bakar minyak.

Selain itu, pabrik yang memproduksi baterai biasanya menghasilkan emisi karbon yang signifikan. Bahkan beberapa sumber menyebut: bisa 200% lebih banyak dibanding pabrik mobil berbahan bakar minyak.

Bukan itu saja, limbah baterai yang sulit didaur ulang jelas menimbulkan persoalan lingkungan tersendiri.

Semua itu barulah persoalan pada proses produksi baterai mobil listrik. Ketika mobil sudah dipakai oleh konsumen, dari mana sumber energi untuk mengisi baterainya?

Tentu saja dari colokan listrik di rumah atau stasiun pengisian daya publik. Masalahnya adalah sumber tenaga listrik yang ada di daerah itu dihasilkan oleh pembangkit bertenaga apa?

Kalau dari PLTD (pembangkit listrik tenaga diesel) maka diperlukan bahan bakar minyak (solar) dalam jumlah besar untuk mengaktifkan pembangkit itu. Yang terjadi adalah pencemaran udara yang signifikan.

Bila listrik berasal dari PLTU (pembangkit listrik tenaga uap), maka diperlukan batu bara dalam jumlah besar. Masalah batu bara bukan hanya pada ekses pembakarannya yang mencemari udara, tetapi juga pada proses penambangan batu bara yang merusak lingkungan sangat dahsyat.

Jadi, terus terang, bila Anda memakai mobil listrik tetapi mengisi baterainya dengan listrik dari PLTD atau PLTU, maka maaf, Anda belum menjadi pejuang lingkungan hidup. Sebaliknya, Anda justru menjadi pihak yang membantu langgengnya penambangan batu bara dan pembakaran bahan bakar minyak.

Mobil listrik cenderung lebih ramah lingkungan bila baterainya diisi dari pembangkit listrik bertenaga air, angin, atau surya.

Istimewa

Bagaimana dengan PLTN (pembangkit listrik tenaga nuklir)? Ya memang PLTN dinilai lebih ramah lingkungan dibanding PLTD atau PLTU, namun tetap ada limbah radio aktif yang sulit untuk dianggap tidak mencemari lingkungan.

Pembangkit listrik bertenaga air, angin, atau surya memang lebih ideal. Namun tidak semua daerah di muka Bumi bisa memilikinya. Sehingga akan sulit untuk memiliki mobil listrik sekaligus menjadi pejuang lingkungan yang benar-benar sejati.

Terlebih bila mengingat proses penambangan litium, nikel, dan cobalt yang sulit untuk tidak merusak lingkungan. Demikian pula dengan pabrik baterai yang pasti menimbulkan emisi karbon.

Cara hidup yang dirancang manusia memang tidak bisa sempurna. Nikmati saja mobil listrik Anda dengan senyum dan ceria. Pasti ada kelebihan lainnya, meski bukan soal melestarikan lingkungan. Setidaknya, kendaraan Anda bukan yang memiliki tangki bahan bakar.(MH)

- Advertisement -spot_img
Baca Juga
Related News