Autoindo
Kamis, 13 November 2025
  • MOBIL
  • MOTOR
  • KENDARAAN NIAGA
  • EVENT
  • MOTORSPORT
  • KOMUNITAS
  • PERJALANAN
  • TIPS
  • LIFESTYLE
No Result
View All Result
Autoindo
No Result
View All Result
Home Berita Utama

“Angka Keramat” 1,5 Derajat itu pun Terlewati

5 Oktober 2025
Share on FacebookShare on Twitter

AUTOINDO.ID, JAKARTA–Akhir-akhir ini, kita melihat curah hujan yang lebih tinggi daripada biasanya. Musim hujan pun berlangsung sepanjang tahun. Banjir dan tanah longsor terjadi di mana-mana. Mengapa?

Kita telah mengalami tahun terpanas dalam sejarah manusia (tahun 2024), di mana suhu global rata-rata tercatat lebih tinggi 1,55°C di atas suhu zaman sebelum adanya industri. Padahal Perjanjian Paris tahun 2015 yang disepakati secara global, menargetkan kenaikan suhu rata-rata global maksimal hanya 1,5°C.

“Salah satu akibat pemanasan global yang di atas patokan tersebut, kita kini merasakan cuaca ekstrem, yakni curah hujan yang tinggi dan musim hujan yang panjang,” tutur Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG dalam perbincangan di salah satu stasiun televisi.

“Suhu permukaan air laut kini lebih tinggi, mengikuti suhu udara yang naik, sehingga penguapan air laut ikut bertambah volumenya. Hal ini menimbulkan peningkatan intensitas awan hujan,” imbuhnya. “Bukan hanya peningkatan curah dan durasi hujan, pemanasan global juga bisa menimbulkan cuaca ekstrem lain, seperti kekeringan di wilayah-wilayah tertentu.”

Cuaca hujan ekstrem bisa menimbulkan bencana banjir, tanah longsor, dan gangguan pada produktivitas pertanian. Sementara itu, cuaca kering ekstrem tentu bisa menghasilkan masalah yang lebih dahsyat, seperti kelangkaan pangan dan kebakaran hutan.

Apa biang keladi pemanasan global? Menurut Dwikornita tak lain adalah emisi CO2 (karbon dioksida) yang kelewat batas. Adapun CO2 dihasilkan antara lain oleh rumah tangga, industri, kegiatan pertambangan, pembangkit listrik tenaga batu bara, dan mesin kendaraan berbahan bakar fosil yang tak lain adalah mobil dan motor kita semua.

Perjanjian Paris Tentang Perubahan Iklim (2015) telah diratifikasi oleh 194 negara dan Uni Eropa. Jumlah itu mewakili lebih dari 98% total emisi gas rumah kaca (GRK) global. Artinya sebenarnya ada komitmen yang luas terhadap tujuan Paris Agreement. Tetapi mengapa target kenaikan suhu maksimal 1,5°C itu justru terlampaui?

Sebagaimana disebut dalam artikel Autoindo sebelumnya, negara-negara besar seperti China, India, Amerika Serikat, Jepang, Indonesia, Rusia, dan Afrika Selatan masih mengandalkan pembangkit listrik bertenaga batu bara sebagai mayoritas. Tentu saja hal ini menambah banyak emisi GRK yang semestinya diturunkan.

Mengerikan dampak dari kerusakan alam karena tanpa kita sadari ulah kita juga

Selain itu, penggunaan bahan bakar minyak di sektor transportasi terus meningkat. Demikian pula dengan penggunaan gas alam di industri petrokimia maupun aplikasi rumah tangga ikut meroket.

Walau emisi GRK sempat turun selama pandemi Covid-19, ternyata trennya secara keseluruhan terus meningkat sejak wabah itu usai.

Tak hanya itu, rupanya fenomena El Nino ikut menaikkan suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik bagian tropis, yang tentu saja berkontribusi pada peningkatan suhu global secara keseluruhan.

Semoga saja di tahun-tahun mendatang kita umat manusia secara global (semua pemerintahan dan rakyatnya) bisa menahan kenaikan suhu udara dunia. Tak lain tak bukan, agar anak cucu kita terhindar dari masalah iklim yang mengancam keselamatan mereka. (MH)

Tags: BMKGCO2 melampaui batasKerusakan global duniaPerjanjian Paris

BeritaTerkait

Melaju Bersama Masa Depan: Sinergi Citroën dan Express Transindo Wujudkan Mobilitas Hijau

Melaju Bersama Masa Depan: Sinergi Citroën dan Express...

Fuso Effect: Strategi 55 Tahun Membangun Ekosistem Industri yang Tangguh di Indonesia

Fuso Effect: Strategi 55 Tahun Membangun Ekosistem Industri...

Kecelakaan Lalu Lintas: Masalahnya Bukan Teknis, tapi Moral “The cars we drive say a lot about us.” – Alexandra Paul

Kecelakaan Lalu Lintas: Masalahnya Bukan Teknis, tapi Moral...

Menanti Sang Petualang Baru: JETOUR T2 Siap Mengaspal dan Menginspirasi Perjalanan Indonesia

Menanti Sang Petualang Baru: JETOUR T2 Siap Mengaspal...

Mitsubishi Motors Perluas Layanan, DIPO Garut Hadir untuk Layani Konsumen Priangan Timur

Mitsubishi Motors Perluas Layanan, DIPO Garut Hadir untuk...

JAECOO J5 EV: Simbol Antusiasme Baru Era SUV Listrik Indonesia

JAECOO J5 EV: Simbol Antusiasme Baru Era SUV...

Terkini

Melaju Bersama Masa Depan: Sinergi Citroën dan Express Transindo Wujudkan Mobilitas Hijau

Melaju Bersama Masa Depan: Sinergi Citroën dan Express Transindo Wujudkan Mobilitas Hijau

13 November 2025

Fuso Effect: Strategi 55 Tahun Membangun Ekosistem Industri yang Tangguh di Indonesia

Fuso Effect: Strategi 55 Tahun Membangun Ekosistem Industri yang Tangguh di Indonesia

13 November 2025

Kecelakaan Lalu Lintas: Masalahnya Bukan Teknis, tapi Moral “The cars we drive say a lot about us.” – Alexandra Paul

Kecelakaan Lalu Lintas: Masalahnya Bukan Teknis, tapi Moral “The cars we drive say a lot about us.” – Alexandra Paul

12 November 2025

Menanti Sang Petualang Baru: JETOUR T2 Siap Mengaspal dan Menginspirasi Perjalanan Indonesia

Menanti Sang Petualang Baru: JETOUR T2 Siap Mengaspal dan Menginspirasi Perjalanan Indonesia

12 November 2025

Mitsubishi Motors Perluas Layanan, DIPO Garut Hadir untuk Layani Konsumen Priangan Timur

Mitsubishi Motors Perluas Layanan, DIPO Garut Hadir untuk Layani Konsumen Priangan Timur

11 November 2025

PT. LAPAN ENAM MULTIMEDIA

Nomor AHU-0054288.AH.01.01.Tahun 2018
Bank BRI KCP Rawasari Jakarta Pusat
Rekening : 1192.01.000325.309
a.n PT Lapan Enam Multimedia
NIB : 1271000353605
NPWP : 96.951.044.5-647.000

EMAIL:
redaksi@autoindo.id

  • Media Partner
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

© 2025 Autoindo - Dev by achmad.

No Result
View All Result
  • MOBIL
  • MOTOR
  • KENDARAAN NIAGA
  • EVENT
  • MOTORSPORT
  • KOMUNITAS
  • PERJALANAN
  • TIPS
  • LIFESTYLE

© 2025 Autoindo - Dev by achmad.