AUTOINDO.ID, BENGKULU–Suara riuh tawar-menawar di Pasar Minggu Bengkulu terasa berbeda pagi itu. Di antara aroma rempah dan sayur-mayur segar, spanduk berwarna cerah bertuliskan Festival Pasar Rakyat 2025tampak semarak. Warga yang biasanya sibuk berbelanja kini berkumpul menikmati panggung hiburan, layanan kesehatan gratis, hingga lomba anak-anak. Inilah wajah baru pasar rakyat—lebih hidup, sehat, dan berdaya.
Festival Pasar Rakyat (FPR) 2025 ini merupakan inisiatif PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk melalui Unit Usaha Syariah (Adira Finance Syariah), bekerja sama dengan Danamon Syariah dan Zurich Syariah. Setelah sukses di Banda Aceh dan Bukittinggi, Bengkulu menjadi kota ketiga dalam rangkaian kegiatan yang mengusung misi menciptakan pasar yang lebih SEJAHTERA: Sehat, Hijau, Bersih, dan Terawat.
“Pasar Minggu Bengkulu memiliki peran penting sebagai pusat aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat. Melalui Festival Pasar Rakyat, kami ingin mendukung upaya menghidupkan kembali pasar agar lebih tertata dan nyaman,” ujar Rudy Sumaryadi, Kepala Wilayah Sumatra 2 Adira Finance.
Sementara itu, Abdul Hadi, Sustainability Finance Head Danamon, menegaskan pentingnya pemberdayaan pelaku usaha lokal. “Kami menghadirkan sesi edukasi finansial dan literasi keuangan bagi pedagang pasar, agar mereka mampu mengelola usaha dan keuangannya dengan lebih baik,” tuturnya.
Dukungan serupa datang dari Hilman Simanjuntak, Presiden Direktur Zurich Syariah, yang menekankan pentingnya perlindungan bagi keluarga dan usaha kecil. “Kami berkomitmen memperluas akses literasi dan inklusi keuangan berbasis syariah, termasuk dengan menghadirkan produk asuransi mikro yang mudah dijangkau,” jelasnya.
Tak hanya promosi dan hiburan, Festival Pasar Rakyat juga meninggalkan jejak nyata lewat revitalisasi pasar. Beberapa fasilitas umum seperti toilet, papan nama, dan area hijau diperbaiki. Sudut pasar pun dipercantik dengan mural bertema #SahabatPasarRakyat, simbol bahwa pasar tradisional bisa menjadi ruang publik yang ramah dan inspiratif.
Drs. Bujang HR, MM, Kepala Dinas Perindustrian & Perdagangan Kota Bengkulu, mengapresiasi inisiatif ini. “Kami berharap kolaborasi ini terus berlanjut dan memberi dampak nyata bagi pedagang serta pengembangan pasar rakyat,” ujarnya.
Program pendampingan halal dan literasi keuangan juga menjadi bagian penting dalam kegiatan ini. Sebanyak 35 pedagang mendapat sertifikasi halal, 50 pedagang dilatih digitalisasi, dan kelompok usaha dibentuk untuk memperkuat jaringan antar pelaku pasar. “Setelah dapat sertifikat halal, saya lebih yakin berjualan, dan pembeli pun makin percaya,” ungkap Yusnani, pedagang kue pukis dengan senyum bangga.
Menurut Yusron, Head of Syariah Adira Finance, revitalisasi ini bukan sekadar mempercantik pasar, melainkan memperkuat ekosistem sosial dan ekonomi. “Pasar tradisional adalah detak jantung ekonomi masyarakat. Kami ingin menjadikannya lebih berdaya dan sejahtera,” katanya.
Gelaran ini ditutup dengan ajakan kepada masyarakat untuk bergabung dalam gerakan #SahabatPasarRakyat, baik secara langsung di lokasi maupun lewat kompetisi kreatif di media sosial. Dari pasar yang dulu hanya tempat jual beli, kini lahir ruang kolaborasi, tempat masyarakat, pedagang, dan perusahaan bergandeng tangan mewujudkan pasar yang lebih hidup, sehat, dan sejahtera.







