AUTOINDO.ID, ITALIA–Kadang, momen terbesar dalam hidup datang justru ketika musim hampir selesai, ketika tak ada lagi yang menduga panggung baru akan terbuka. Itulah yang kini dialami seorang pembalap muda Italia yang pernah berdiri kecil di pinggir lintasan, memimpikan satu hal: berada di panggung MotoGP. Sosok itu adalah Nicolò Bulega, dan panggungnya adalah Ducati Lenovo Team.
Tanpa prolog panjang, kabar itu hadir: Bulega dipercaya menggantikan Marc Márquez untuk dua seri terakhir MotoGP 2025—GP Portugal dan GP Valencia. Keputusan yang bukan sekadar pengganti, melainkan pengakuan atas perjalanan panjang seorang pekerja keras yang tak pernah berhenti mengejar mimpi.
Dari juara Supersport dunia 2023, menjadi runner-up WorldSBK dua musim berturut-turut, hingga pengujian pertamanya di atas Desmosedici GP di Jerez, setiap langkah Nicolò adalah bukti bahwa ketekunan punya cara sendiri untuk mengetuk pintu takdir. Di Portimão, ia bukan hanya melakukan debut MotoGP—ia merayakan balapan ke-100 dalam karier Grand Prix-nya. Sebuah momen simbolis, seolah dunia balap sedang berkata: “Waktumu telah tiba.”

Emosi Bulega pun mengalir tulus.
“Melakukan debut di MotoGP adalah impian setiap anak yang bercita-cita menjadi pembalap… Terlebih lagi, bisa mengendarai motor Juara Dunia di dua balapan terakhir musim 2025 membuat semuanya terasa semakin menakjubkan… Saya tentu termotivasi untuk tampil baik dan memberikan yang terbaik…” tutur Nicolò Bulega.
Ada rasa syukur, ada kerendahan hati, tapi di balik ketenangannya jelas terbaca kobaran ambisi. Debut ini bukan hadiah keberuntungan—ini hasil dari rasa percaya pada proses dan pada diri sendiri.
Dari kubu Ducati, keyakinan itu terucap mantap:
“Kami percaya padanya… ia membalasnya dengan menjadi pembalap terdepan selama dua musim di Superbike… Tantangannya tentu tidak mudah, tetapi saya berharap ia bisa menikmati pengalaman ini…” papar Luigi Dall’Igna, General Manager Ducati Corse.
Karier Bulega bukan jalan lurus. Ia memulai dari MiniGP, naik Moto3, mencoba bertahan di Moto2, lalu memilih jalur baru di WorldSBK ketika mimpi MotoGP sempat tampak menjauh. Namun tekad tidak mengenal jalan buntu—ia kembali dengan cara yang lebih kuat.
Kini, dua balapan menjadi panggung penentu. Apakah ia akan mencetak kejutan? Itu urusan nanti. Yang jelas hari ini, dunia menyaksikan seorang pemimpi yang tidak menyerah, akhirnya menjejak arena para legenda.
Dan kadang, perjalanan terbaik bukanlah yang tercepat—melainkan yang ditempuh dengan hati, keberanian, dan kesabaran hingga garis akhir memanggil kita ke awal yang baru.







