spot_img
Jumat, April 25, 2025
  • HOME
BerandaBerita UtamaAtasi Persaingan, Apa yang Dilakukan Stellantis Bagi ke-14 Mereknya?

Atasi Persaingan, Apa yang Dilakukan Stellantis Bagi ke-14 Mereknya?

- Advertisement -spot_img

AUTOINDO.ID, MILAN–Sebagai pendatang baru di dunia otomotif, Stellantis terus berbenah. Bahkan merek yang merupakan kolaborasi PSA, dan Fiat Chrisyler ini dikabarkan siap mengucurkan dana bagi 14 merek kendaraan yang tergabung dalam grup usaha tersebut hingga 10 tahun ke depan.

“Saat ini kami mencintai semua merek itu dan anda tidak bisa membunuh suatu yang ada sukai,”kata CEO Stellantis, Carlos Tavares diplomatis. Jawaban itu disampaikannya menyusul adanya pertanyaan terkait langkah apa yang dilakukannya untuk mengembangkan Stellantis dengan merek yang begitu banyak.

“Saat anda mencintainya, anda harus memberikan kesempatan, kami memberi waktu 10 tahun bagi semua CEO merek tersebut untuk membangun produk dan pendanaan,”tuturnya. Saat ini dibawah bendera Stellantis terdapat sejumlah merek papan atas seperti Peugeot, Citroen, Fiat, Chrysler, Jeep, Ram, Maserati, Alfa Romeo dan lainnya.
Soal kehadiran Stellantis di China, Tavares juga menyebutkan pihaknya telah menyusun ulang strategi di negeri tirai bambu tersebut. “Kami masih bernegosiasi dan merubah banyak kebijakan yang membutuhkan waktu,”katanya seperti dikutip Reuters.

Stellantis kini sedang membenahi 14 merek yang dikelolanya. Tampak Dodge Charger SRT dan Jeep yang sedang menjeljahi sungai. Dok foto foto Stellantis na instagram

 

Sebelum Stellantis menyampaikan strateginya akhir tahun ini, akan disampaikan proses kemajuan negosiasi dengan sejumlah mitra bisnisnya. Tavares juga mengakui industri otomotif global kini menghadapi kelangkaan mikrochip yang menjadi otak
gi sebuah kendaraan modern. Karena itu pabrikan harus mulai memikirkan ulang agar gangguan pasokan ini tidak kembali terulang di masa depan. “krisis yang berkepanjangan telah berdampak luas bagi industri otomotif modern saat ini,”katanya.

Stellantis yang menempati produsen keempat terbesar di dunia, menilai kelangkaan microchip itu harus teratasi pada periode ke dua tahun ini. Meski diakuinya hambatan ini masih terus berlangsung hingga tahun depan.

Tavares juga menilai upaya menghasilkan kendaraan ramah lingkungan merupakan kenijakan yang dapat diterima. Namun, perpindahan ke kendaraan listrik di sejumlah negara merupakan kebijakan yang perlu kehadiran negara, bukan sepenuhnya kehendak kalangan industri. “Bila anda hanya membuat kendaraan ramah lingkungan yang hanya dinikmati mereka yang kaya, upaya anda tidak akan efektif untuk menekan polusi udara,”katanya.

Baginya sulit menjual kendaraan listrik yang menggunakan baterei seharga 30 ribu euro, sementara orang dapat membeli mobil konvensional dengan harga separuhnya yang lebih murah.

- Advertisement -spot_img
Baca Juga
Related News