AUTOINDO.ID, JAKARTA–Di era ketika kecepatan distribusi menjadi penentu keberhasilan bisnis, efisiensi logistik bukan lagi sekadar kebutuhan—melainkan keharusan. Dari kebutuhan inilah PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA)tampil sebagai salah satu perusahaan yang berhasil memadukan berbagai layanan mobilitas ke dalam satu ekosistem terintegrasi. Melalui tiga pilar bisnisnya—rental kendaraan komersial (ASSA Rent), layanan logistik (Cargoshare Logistics, Anteraja, dan ASSA Logistik), serta ekosistem kendaraan bekas (ASLC lewat JBA dan Caroline)—ASSA menegaskan perannya sebagai pemain besar di industri logistik nasional.
Kekuatan ASSA terletak pada pendekatan end-to-end logistics, yaitu layanan menyeluruh dari pengiriman awal hingga titik akhir. Model bisnis ini membuat ASSA mampu menjawab tantangan distribusi modern yang menuntut kecepatan, efisiensi, dan keandalan. Tak heran, kinerjanya di tahun 2025 semakin menanjak.
Hingga kuartal III 2025, pendapatan konsolidasi ASSA tumbuh 21% dibandingkan tahun lalu (YoY) menjadi Rp4,41 triliun. Kontributor terbesarnya datang dari lini pengiriman dan logistik yang mencatat Rp1,9 triliun atau naik 39% YoY. Segmen sewa kendaraan dan Autopool menyusul dengan Rp1,2 triliun, sementara bisnis rental korporasi tetap menjadi penopang stabil.
“Pencapaian kinerja positif sampai sembilan bulan pertama tahun ini mencerminkan strategi pertumbuhan berkelanjutan yang dijalankan secara konsisten oleh ASSA sebagai ekosistem tiga pilarnya,” tutur Prodjo Sunarjanto, Direktur Utama ASSA. “Sambil memperkuat bisnis logistik, kami juga menjaga pertumbuhan yang sehat dari segmen rental korporasi dan ekosistem kendaraan bekas di bawah bendera anak usaha kami, ASLC.”
Dari laporan keuangan per 30 September 2025, laba bersih ASSA melonjak menjadi Rp348,6 miliar dari sebelumnya Rp212,68 miliar. Pertumbuhan ini menjadi bukti bahwa strategi integrasi bisnis yang dijalankan benar-benar berdampak nyata.
ASSA kini fokus memperluas layanan logistik terintegrasi. Perusahaan tengah mengembangkan warehouse dan transport management system agar rantai distribusi makin efisien. Selain itu, ASSA juga memperkuat layanan cold chain melalui merek Coldspace, dengan penambahan fasilitas gudang baru di Pulo Gadung yang ditargetkan beroperasi akhir tahun ini. Perluasan jaringan hub Cargoshare di berbagai kota produktif turut mendukung peningkatan kapasitas dan efisiensi pengiriman.
Tak kalah menarik, ekosistem kendaraan bekas ASSA juga menunjukkan tren positif. Hingga kuartal III 2025, penjualan mobil bekas mencapai Rp806,7 miliar, naik 24% YoY. Melalui ASLC, ASSA memperluas jaringan Caroline.id hingga memiliki 17 outlet di Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Bisnis gadai kendaraan lewat MotoGadaipun ikut berkembang dengan dua cabang baru di sentra lelang Jakarta.
Sementara pada lini rental kendaraan, ASSA tetap menjaga keseimbangan dengan melakukan diversifikasi pelanggan agar tak bergantung pada satu sektor pasar. Langkah ini diambil dengan hati-hati di tengah kondisi ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian.
“Meskipun segmen logistik masih menjadi penyumbang terbesar terhadap pendapatan, ASSA mengupayakan pertumbuhan yang semakin seimbang dari semua lini bisnis,” pungkas Prodjo.
Dengan strategi yang terarah dan inovasi berkelanjutan, ASSA tak hanya menggerakkan kendaraan dan barang, tetapi juga roda ekonomi nasional. Dari gudang hingga jalanan, ASSA menjadi bukti bahwa logistik terintegrasi adalah masa depan industri Indonesia.
