AUTOINDO.ID, JAKARTA–Bagi pencinta motor klasik, khususnya sepeda motor berbagai merk dari Inggris, Jepang dan Itali, pasti mengenal sosok pria ini, ya dialah Thamrin Tanujaya. Dengan ramah beliau menyambut kehadiran Autoindo.id di rumahnya yang sangat asri di bilangan Ciracas, Jakarta Timur karena di tanami beberapa pohon rambutan dan pohon mangga harum manis yang buahnya mulai ranum.

(photo-photo : Denny C)
Hobinya berburu motor lawas hingga ke Malaysia Timur dan Taiwan, Cina dilakoninya demi mendapatkan sepeda motor yang di idamkan. Sebelumnya Thamrin sempat menekuni bisnis konveksi tapi sepertinya bukan jalannya hingga bisnis tersebut gagal yang akhirnya menekuni usaha bengkel khususnya memperbaiki motor lawas yang hingga kini masih berlanjut. “Mungkin sudah jalannya dari Tuhan sampai akhirnya saya bisa punya koleksi lebih dari 100an lebih motor tua dari beberapa merek dan tipe,” tutur pria ramah yang masih energik di usianya yang sudah tidak muda lagi.

Di workshop pribadinya hanya ada satu tukang las dan satu tukang cat. “Bagi saya karyawan bengkel tak harus banyak, dua karyawanpun cukup yang penting masing-masing menguasai bidangnya.” tutur pria kelahiran Singkawang, Kalimantan Barat yang hobi pakai celana pendek ini.
Terkait dengan hobinya memburu sepeda motor lawas Thamrin memiliki dua ruangan yang sangat luas, satu ruangan khusus untuk menyimpan berbagai spare part segala jenis motor lawas dengan ribuan item dan satu ruangan lagi untuk menyimpan koleksi sepeda motor lawas ya baik yang sudah jadi maupun yang belum di rakit atau masih bahan. Berburu motor lawas dan merawatnya menjadi rutinitas buat Thamrin. “Kesibukan ini punya kepuasan sendiri. Terutama jika mendapatkan motor yang memang sedang diincarnya,” tutur Thamrin yang juga punya workshop Antiq Motor di Jl. Ciracas Raya No. 27, Jakarta Timur.

Mengenai hobinya ini berawal dari sepeda motor lawas asal Jepang mulai dari Suzuki, Yamaha dan Honda lawas berbagai varian dan kondisi bahkan ada beberapa motor lawas yang tidak beredar di Indonesia seperti Suzuki RD 90 tahun 1980. Jenis sepeda motor lawas yang di miliki Thamrin terbanyak adalah Vespa(Piaggio) dari yang sudah jadi maupun yang masih bahan, ada sekitar 80an unit dan mulai dari tahun produksi 1950 sampai tahun 1980an. Mulai dari Vespa Super Sprint 150cc, Super Sport 125 cc, Vespa Congo sampai jenis Vespa Super versi Amerika dan tentunya jenis PTS yang saat ini semakin di gandrungi penggemar Vespa di Indonesia karena bentuknya yang mungil dan menarik perhatian saat berada di jalan.

Hobi berburu sepeda motor lawas Thamrin berlanjut dengan berburu sepeda motor dari Eropa khususnya Inggris berbagai merk antara lain Norton, BSA, Triumph, dalam beberapa bulan sudah 15 sepeda motor Inggris di miliki dan rata-rata 500cc keatas antara lain ada BSA Side Valve 1941, Norton ES2 1956, Triumph Speed Twin 1941 dan masih banyak lagi. Saat ini sudah lebih dari 60 motor Eropa berbagai merek dan tipe berhasil dimiliki Thamrin. Makanya kepada para pemain sepeda motor lawas wajib saling kenal dekat agar mendapat informasi keberadaan barang yang sedang dikejarnya.
Thamrin sangat menyukai keorisinilan sepeda motor lawas yang di milikinya, dari proses mendapatkan terus membangun sampai jadi berusaha segala part-nya yang asli. Mulai dari mesin, lampu, hingga knalpot dan part lainnya harus asli dan sampai saat ini masih tetap menggunakan komponen asli. “Jika saya mengganti dengan komponen lain, maka sama saja dengan menghilangkan nilai keasliannya,” ujarnya. Koleksi sepeda motor lawas paling tuanya adalah BSA Sloper 600cc 1952 dan Norton A18 600cc 1932.

Rumah Thamrin layaknya sebuah museum sepeda motor antik yang sangat bersejarah karena ada sekitar 200an sepeda motor lawas dari berbagai merk dan jenis, belum lagi gudang spare part yang itemya ribuan. Saking banyaknya Thamrin tidak keberatan jika ada yang minat untuk memiliki koleksi sepeda motor lawasnya maupun ada yang mau membeli spare partnya.
“Saya tak keberatan jika ada yang minat memiliki koleksi saya, asal benar-benar di rawat karena membangunnya hingga menjadi motor orisinil itu tidak gampang dan tentunya harganya cocok, tak mahal-mahal banget kok.” tutur Thamrin dengan senyum khasnya.