AUTOINDO.ID, TOKYO–Di saat dunia seperti terhipnotis oleh satu arah — bahwa masa depan mobilitas hanya bertenaga listrik — industri otomotif memasuki persimpangan paling krusial dalam sejarahnya. Negara-negara berlomba membangun stasiun pengisian daya, pabrikan berebut panggung dengan baterai raksasa, dan wacana “semua harus listrik” menggema seakan tidak ada opsi lain.
Namun di tengah gelombang besar itu, muncul satu langkah menentang arus. Bukan untuk melawan masa depan, melainkan untuk memastikan tidak ada yang tertinggal dalam perjalanan menuju dunia yang lebih bersih. Di panggung megah Japan Mobility Show (JMS) 2025, sebuah inovasi lahir dan menggetarkan lantai pameran Tokyo: Isuzu memperkenalkan mesin multi bahan bakar pertama di dunia.
Bukan sekadar teknologi, ini adalah deklarasi keberanian. Mesin yang tidak tunduk pada satu sumber energi, namun mampu beradaptasi — solar, gas alam, hidrogen, biofuel, hingga bahan bakar sintetis. Seolah berkata: jalan menuju netralitas karbon bukan satu jalur, melainkan lorong luas penuh pilihan, disesuaikan kebutuhan manusia, kondisi ekonomi, dan kesiapan infrastruktur.
Bagi kendaraan niaga — para pekerja keras yang memindahkan ekonomi dari pelabuhan, pasar, hingga pelosok desa — fleksibilitas adalah napas kehidupan. Dan Isuzu memilih untuk memberi mereka masa depan, bukan menggantinya dengan mimpi yang belum tentu mampu dijangkau semua pihak.
“Inovasi revolusioner mesin multi bahan bakar menunjukan mesin ICE masih bisa dikembangkan dan beradaptasi dengan kebutuhan zaman, termasuk menjawab tantangan menurunkan emisi karbon melalui penggunaan bahan bakar alternatif. Teknologi ini melengkapi inovasi yang sudah dikembangkan oleh Isuzu selama ini, dan menegaskan pendekatan multi-pathway, dimana semua teknologi dikembangkan secara maksimal untuk menghasilkan lingkungan yang hijau,” tutur Division Head of Business Strategy PT Isuzu Astra Motor Indonesia, Rian Erlangga.

Sistem pengapian baru, injeksi adaptif, namun tetap mempertahankan DNA ketangguhan mesin diesel — mesin ini tercipta bukan untuk sekadar dipamerkan, melainkan untuk bekerja, tumbuh, dan beradaptasi.
“Kehadiran mesin multi bahan bakar ini menunjukan kesiapan sekaligus adaptasi dari Isuzu dalam menjawab tantangan di segmen kendaraan niaga, khususnya dalam memenuhi kebutuhan akan kendaraan yang efisien, tetap ramah lingkungan, namun juga menawarkan cost operasional yang rendah untuk mendukung perkembangan bisnis,” tegas Business Director PT Isuzu Astra Motor Indonesia, Atsunori Murata.
Inilah teknologi yang tidak hanya memikirkan masa depan — tetapi memastikan semua orang bisa sampai ke sana.
Dan hari ini, dunia menyaksikan momentum itu.








