AUTOINDO.ID, JAKARTA–Ikatan Motor Indonesia (IMI) menggelar diskusi tentang “Kustomisasi Kendaraan Bermotor – Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 45 Tahun 2023” dalam rangkaian Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025 di JIExpo Kemayoran. Talk show ini menghadirkan Riftayosi Nursatyo Sudjoko (Kementerian Perhubungan RI), Rifat Sungkar (IMI), dan Diggy Rachim (IMI/Dyna Works), dengan Sirly W. Nasir (IMI) sebagai moderator.
Regulasi ini menjadi tonggak penting dalam legalisasi modifikasi kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, dengan standar keselamatan dan laik jalan. IMI, yang telah menggagas diskusi sejak 2021, menyoroti peran aturan ini dalam memberikan kepastian hukum bagi pelaku industri modifikasi, termasuk sertifikasi bengkel.
Rifat Sungkar menegaskan bahwa kustomisasi kendaraan juga mencakup kebutuhan khusus, seperti mobilitas penyandang disabilitas. “Dengan regulasi yang jelas, industri modifikasi bisa tumbuh dan membawa nama Indonesia ke panggung internasional,” ujarnya.
Sementara itu, Riftayosi Nursatyo Sudjoko menyoroti tantangan dalam implementasi aturan ini, seperti biaya uji tipe kendaraan kustom yang masih setara dengan kendaraan baru, mencapai Rp12,5 juta per pengujian dan Rp30 juta untuk sertifikasi. “Penyederhanaan prosedur dan biaya sangat penting agar lebih terjangkau bagi bengkel kecil dan menengah,” katanya.
Diggy Rachim menambahkan bahwa UKM masih kesulitan dalam memenuhi standar alat ukur, seperti alat timbang dan uji pencahayaan. “Proses uji kendaraan kustom seharusnya lebih fleksibel dibanding kendaraan produksi massal,” ungkapnya.
Melalui diskusi ini, IMI dan para pemangku kepentingan berupaya mencari solusi terbaik agar industri modifikasi Indonesia berkembang pesat dan memiliki daya saing global.
