AUTOINDO.ID, VALENCIA, SPANYOL–Dentuman sorak penonton Valencia seolah menggetarkan udara sejak awal balapan, tetapi ketegangan yang merayap di setiap tikungan justru menjadi pusat cerita hari itu. Dari momentumnya, Aprilia Racing membuktikan diri sebagai kekuatan besar, ketika Marco Bezzecchi berdiri kokoh menghadapi tekanan yang tak pernah berhenti.
Kemenangan beruntun pertamanya, ditambah finis 1-2 pertama tim sejak 2023, terasa seperti ledakan emosi yang tak bisa ditahan lagi. Namun wajar, sebab Raul Fernandez tampil bagai pahlawan lokal—membuntuti Bezzecchi hanya 0,6 detik. Fabio Di Giannantonio pun tak kalah dramatis, menyalip Pedro Acosta demi menjaga rekor 88 podium Ducati, sebuah kebanggaan yang telah menjadi denyut persaingan jelang 2026.
Drama itu sudah terasa bahkan sebelum lampu start menyala. Franco Morbidelli mengalami insiden mengejutkan: ia menghantam bagian belakang motor Aleix Espargaro di grid. Upayanya kembali ke trek terlihat seperti perjuangan terakhir seorang petarung, namun akhirnya ia menyerah pada rasa sakit dan masuk pit.
Komentar tim berbunyi, “kondisi Morbidelli memaksa kami mengambil keputusan cepat demi keselamatannya,” tetap dipertahankan sebagaimana aslinya dan terasa lebih pedih setelah diagnosis patah tangan kirinya dikonfirmasi.
Saat balapan dimulai, Bezzecchi mengambil holeshot dengan keberanian yang nyaris menular. Namun di belakangnya, kekacauan muncul ketika Johann Zarco terlalu agresif dan menabrak Francesco Bagnaia, membuat sang juara dunia tersungkur di gravel. Musim Bagnaia berakhir bukan dengan sorak kemenangan, tapi dengan keheningan getir, sementara Zarco menerima Long Lap Penalty.

Fernandez, seakan tersulut oleh energi penonton rumah, melaju seperti binatang buas yang mencium peluang. Ia mengejar, mengiris jarak ke Bezzecchi, membuat setiap lap terasa seperti duel batin dua pembalap yang sama-sama enggan menyerah. Ketika jarak tinggal 0,4 detik, seluruh tribun seolah berhenti bernapas.
Di belakang, Di Giannantonio dan Acosta saling menguji batas. Manuver Diggia di Tikungan 4 terasa seperti langkah putus asa yang berubah jadi kemenangan kecil tetapi cukup penting untuk merebut podium.
Dua lap terakhir adalah puncak segalanya. Bezzecchi bukan hanya melawan Fernandez; ia melawan tekanan, keraguan, dan bayangan kesalahan kecil yang bisa menghapus semuanya. Tetapi ia bertahan. Ia menjinakkan motor, tikungan demi tikungan, sampai akhirnya garis finis menyambutnya seperti pelukan kemenangan.
Fernandez mengunci P2, Di Giannantonio menjaga podium, dan Acosta hanya bisa menerima kenyataan.
Musim 2025 pun berakhir bukan dengan ketenangan, tetapi dengan ledakan emosi yang menyatakan satu hal: Aprilia telah menemukan harapan baru, dan 2026 akan menjadi medan perang yang lebih besar lagi.
Hasil MotoGP Valencia 2025
|
Pos |
Pembalap |
Tim |
|
1 |
Marco Bezzecchi |
Aprilia Racing |
|
2 |
Raul Fernandez |
Trackhouse MotoGP Team |
|
3 |
Fabio Di Giannantonio |
Pertamina Enduro VR46 Racing Team |
|
4 |
Pedro Acosta |
Red Bull KTM Factory Racing |
|
5 |
Fermin Aldeguer |
BK8 Gresini Racing MotoGP |
|
6 |
Alex Marquez |
BK8 Gresini Racing MotoGP |
|
7 |
Luca Marini |
Honda HRC Castrol |
|
8 |
Brad Binder |
Red Bull KTM Factory Racing |
|
9 |
Jack Miller |
Prima Pramac Yamaha MotoGP |
|
10 |
Enea Bastianini |
Red Bull KTM Tech3 |
|
11 |
Miguel Oliveira |
Prima Pramac Yamaha MotoGP |
|
12 |
Johann Zarco |
CASTROL Honda LCR |
|
13 |
Joan Mir |
Honda HRC Castrol |
|
14 |
Alex Rins |
Monster Energy Yamaha MotoGP |
|
15 |
Nicolo Bulega |
Ducati Lenovo Team |







