AUTOINDO.ID, FLORES–Di bawah kabut yang menari di lereng Flores, aroma kopi Bajawa perlahan naik bersama doa-doa pagi. Di tanah yang basah oleh keringat dan cinta, petani menanam bukan hanya biji kopi, tapi juga harapan untuk masa depan. Dari gubuk sederhana di Desa Sejahtera Astra Bajawa, tumbuh mimpi yang kini terbang jauh menembus langit Thailand.
Mereka bukan sekadar petani, mereka adalah penjaga mimpi bangsa, menanam dengan hati, memanen dengan keyakinan, bahwa dari desa kecil di timur Indonesia, harum perubahan bisa mengalun hingga ke penjuru dunia.
Langkah dari Timur yang Menggetarkan Dunia
Senin, 13 Oktober 2025 menjadi hari yang tak akan bisa dilupakan oleh masyarakat Desa Sejahtera Astra Bajawa, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Untuk pertama kalinya, hasil panen kopi dari tangan-tangan petani lokal itu diekspor ke Thailand sebanyak 15 ton biji kopi hijau (green bean) dengan nilai mencapai Rp1,65 miliar.
Bagi banyak orang, mungkin itu sekadar transaksi dagang. Namun bagi masyarakat Bajawa, itu adalah buah dari kerja keras, ilmu, dan kolaborasi yang tak kenal lelah.
Upacara pelepasan ekspor digelar penuh haru, dihadiri oleh Direktur Promosi dan Pemasaran Produk Unggulan Desa dan Daerah Tertinggal, Kementerian Desa dan Daerah Tertinggal RI Yusra, Wakil Bupati Ngada Bernadinus Dhey Ngebu, Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Pengembangan Agromaritim IPB University Ernan Rustiadi, serta Head of Environment and Social Responsibility Astra, Diah Suran Febrianti.
Turut hadir pula tokoh adat, aparat desa, dan warga Bajawa yang ingin menyaksikan sejarah baru bagi tanah mereka.
“Sebagai bagian dari semangat Astra untuk sejahtera bersama bangsa, kegiatan ini mencerminkan komitmen kami dalam mendampingi masyarakat desa agar dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Sinergi antara masyarakat, perguruan tinggi, pemerintah, dan dunia usaha menjadi kunci dalam menghadirkan produk bernilai tambah dari desa. Melalui inisiatif ekspor komoditas kopi ini, kami berharap dapat membuka akses pasar yang lebih luas dan memperkuat rantai nilai pertanian dari hulu ke hilir,” tutur Chief of Corporate Affairs Astra, Boy Kelana Soebroto.
Dari Program Menjadi Pergerakan
Cerita sukses itu tak muncul begitu saja. Desa Sejahtera Astra Bajawa lahir dari kolaborasi Astra dengan IPB University sejak 2024 untuk membangun ekosistem bisnis kopi yang inklusif dan berkelanjutan di wilayah timur Indonesia.
Fokusnya bukan hanya mengajarkan bertani yang baik, tapi juga menanamkan pola pikir baru, bahwa desa bukan objek bantuan, melainkan subjek perubahan.
Kini, 204 masyarakat desa telah bergabung dalam program ini. Pendapatan petani meningkat hingga 72%, 54 lapangan kerja baru tercipta, dan seluruh produk kopi terserap pasar 100%.
Lebih dari angka-angka, yang tumbuh di Bajawa adalah kepercayaan diri. Bahwa mereka mampu bersaing, bahwa tangan mereka yang dulu menggenggam cangkul kini bisa menggenggam pasar dunia.
Regenerasi Petani Muda, Nafas Baru dari Flores
Dari program ini pula lahir dua nama yang kini menjadi inspirasi: Bernard Suryanto Langoday dan Philipus Donnie Kabe.
Dua anak muda yang memilih pulang ke desa dan melanjutkan perjuangan orang tua mereka, bukan dengan cara lama, tapi dengan semangat baru. Mereka menerapkan Good Agricultural Handling Practices (GAHP), belajar mengelola hasil panen, menjaga mutu, dan memahami pasar global.
Kopi Bajawa kini dikenal karena cita rasanya yang khas: lembut, sedikit manis, dengan aroma bunga dan cokelat. Cita rasa yang hanya lahir dari tanah Flores, dari ketinggian, dari keseimbangan antara alam dan manusia yang menjaganya dengan sepenuh hati.

Rumah Pengering, Rumah Harapan
Dalam peresmian ekspor ke Thailand itu, juga diresmikan rumah pengering kopi (greenhouse) yang menjadi simbol kemandirian baru bagi petani.
Di tempat ini, biji kopi dijemur dengan sistem terkontrol, memastikan kualitas tetap prima meski cuaca tak menentu. Tapi lebih dari sekadar fasilitas, rumah pengering ini menjadi rumah harapan, tempat petani belajar bahwa modernisasi tidak berarti meninggalkan tradisi.
Desa Sejahtera Astra: Jejak dari 1.280 Desa
Desa Sejahtera Astra bukan sekadar program, ia adalah gerakan nasional.
Sejak diluncurkan pada 2018, program ini telah menjangkau 1.280 desa di 35 provinsi, dengan 468 desa berhasil menembus pasar ekspor dan total valuasi ekspor mencapai Rp349 miliar (2020–2024).
Melalui Yayasan Astra dan Grup Bisnis Astra, lebih dari 19.000 UMKM kini tumbuh dan berdaya.
“Kami percaya bahwa pemberdayaan desa bukan hanya soal meningkatkan pendapatan, tetapi juga soal membangun kepercayaan diri dan martabat masyarakatnya,” ujar Diah Suran Febrianti, Head of Environment and Social Responsibility Astra.
Kata-kata itu menjadi napas dari setiap kegiatan Astra di pelosok negeri: mengubah bantuan menjadi keberdayaan, mengubah program menjadi pergerakan, mengubah ketergantungan menjadi kemandirian.

(photo-photo: dok. PT Astra International Tbk).
Harum dari Timur untuk Dunia
Ekspor kopi Bajawa ke Thailand menjadi bukti bahwa desa mampu berdiri sejajar dengan dunia.
Bukan hanya soal kualitas produk, tapi juga tentang martabat manusia yang diangkat melalui kerja keras.
Di setiap butir kopi yang dikirim, ada cerita tentang ibu-ibu yang menjemur biji kopi sambil menidurkan anaknya, tentang bapak-bapak yang berjalan puluhan kilometer ke ladang setiap pagi, dan tentang anak muda yang memilih bertani karena percaya bahwa masa depan bisa tumbuh dari tanah sendiri.
Kini, dari dataran tinggi Flores yang sunyi, aroma kopi Bajawa tak lagi sekadar wangi hasil bumi, tapi juga wangi perubahan, kebanggaan, dan harapan.
Menutup Cerita, Membuka Jalan
Semangat Astra untuk memperkuat kolaborasi multipihak dan memperluas akses pasar bagi produk unggulan desa sejalan dengan cita-cita besar: Sejahtera Bersama Bangsa.
Inilah wajah Indonesia yang sesungguhnya, desa yang berdaya, petani yang bangga, dan perusahaan yang peduli.
Ketika kapal yang membawa kopi Bajawa perlahan meninggalkan pelabuhan, mata para petani menatap jauh ke cakrawala. Ada doa yang mereka kirim bersama setiap karung kopi itu: semoga harum kerja keras ini tak hanya sampai ke Thailand, tapi juga sampai ke hati semua anak bangsa.
Karena sejatinya, menanam kopi adalah menanam harapan.
Dan di Desa Sejahtera Astra Bajawa, harapan itu kini benar-benar tumbuh, mengharumkan dunia, dari tanah timur Indonesia.