Autoindo
Kamis, 13 November 2025
  • MOBIL
  • MOTOR
  • KENDARAAN NIAGA
  • EVENT
  • MOTORSPORT
  • KOMUNITAS
  • PERJALANAN
  • TIPS
  • LIFESTYLE
No Result
View All Result
Autoindo
No Result
View All Result
Home Berita Utama

Mobil Listrik, Bisnis Ironis Negara Besar

28 Agustus 2025
Share on FacebookShare on Twitter

AUTOINDO.ID, JAKARTA–“Populernya kendaraan listrik belakangan ini hanyalah keberhasilan penciptaan peluang bisnis baru,” ujar seorang rekan yang mantan jurnalis dan kini menekuni bidang industri minyak dan gas. “Memang bukan semata demi kelestarian lingkungan,” imbuhnya.

Pernyataan itu muncul sebagai respons atas tulisan autoindo.id sebelumnya yang berjudul ‘Yakin Mobil Listrik Anda Ramah Lingkungan?’ Sang rekan kini juga berkecimpung langsung menangani CCS (carbon capture and storage) berbagai perusahaan minyak dan gas. Mengenai CCS, suatu kegiatan yang juga dilakukan berbagai perusahaan otomotif, akan kami ulas tersendiri dalam tulisan terpisah.

Kembali ke populernya kendaraan listrik akhir-akhir ini, memang bisa dipandang secara ironis. Betapa tidak, ketika China menjadi produsen mobil listrik terbesar di dunia, China jugalah yang menjadi pembakar batu bara terbesar di dunia.

Deretan mobil listrik China di pelabuhan siap menuju ke berbagai kota
(Sumber photo: SWA)

Dari total 17,3 juta unit mobil listrik yang diproduksi di seluruh dunia pada tahun 2024 (meningkat sekitar 25% ketimbang tahun 2023), sebagian besar dibuat di China, yakni mencapai 12,4 juta unit.

Tiongkok masih menjadi pusat manufaktur mobil listrik dunia dengan menyumbang lebih dari 70% produksi global pada tahun 2024.

Ironisnya, Tiongkok jugalah negara pembakar batu bara terbesar di dunia, yakni dengan 91,9 exajoules. Disusul India dengan “hanya” 22 exajoules, Amerika Serikat dengan 8,2 exajoules, Jepang dengan 4,54 exajoules, dan Indonesia dengan 4,32 exajuloules. Dari data itu terlihat China sangat jauh lebih “rakus” mengkonsumsi batu bara dibanding negara besar lain.

Seperti kita tahu, mayoritas pembakaran batu bara dilakukan China untuk menggerakkan pembangkit listrik. Kemudian daya listriknya antara lain dipakai oleh industri perakitan mobil listrik dan mengisi baterai mobil listrik.

Padahal batu bara yang dibakar menghasilkan polusi udara secara massif. Akan lain ceritanya bila pembangkit listrik digerakkan oleh angin, air, atau surya.

Menurut laporan terbaru Center for Research on Energy and Clean Air (CREA), sebuah organisasi penelitian kualitas udara independen yang berbasis di Finlandia; dan Global Energy Monitor (GEM), sebuah perusahaan analitik energi yang berbasis di AS, sebagaimana dirilis dw.com, Tiongkok membakar lebih banyak batu bara di pembangkit listrik pada periode Januari–Juli 2025 dibandingkan periode mana pun sejak 2016.

Rekor pembakaran batu bara itu menghasilkan listrik sebesar 21 gigawatt. Sebagian di antaranya digunakan oleh berbagai industri baterai dan perakitan mobil listrik.

Tak kalah ironis, China mencanangkan pemakaian batu bara lebih banyak lagi, untuk mencapai target pembangkitan listrik 100 gigawatt hingga akhir 2025.

Batu bara berdampak lingkungan bukan hanya pada pembakarannya yang menimbulkan emisi sangat massif, tetapi juga pada proses penambangannya yang sangat merusak tanah, hutan, dan ekosistem.

“Batu bara saat ini menyumbang setengah dari produksi energi China,” ujar laporan tersebut.

Toh bagaimana pun, kuantitas itu sudah mengalami penurunan dibanding tahun 2016 ketika tiga perempat energi China ditopang batu bara.

PLTU Suralaya, Cilegon, Banten dimana proses pembakarannya menggunakan batubara.
(Sumber photo: Equatorial dan Wikipedia)

Tiongkok, ekonomi terbesar kedua di dunia, penghasil mobil listrik terbesar di dunia, juga merupakan penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia. Ironis?

Ketika bisnis mobil listrik di China –dan juga di dunia– tumbuh pesat, salah satu promosinya adalah menggiring konsumen sebagai “pejuang lingkungan hidup yang mengurangi emisi dari mobil yang dipakai sehari-hari”.

Stigma serupa terjadi juga pada konsumen mobil listrik merek Amerika Serikat, seperti Tesla, di mana sejumlah selebriti Hollywood ikut berkampanye soal “memakai mobil listrik berarti menyelamatkan lingkungan”.

Padahal, seperti disebutkan di atas, Amerika Serikat juga merupakan pembakar batu bara terbesar di dunia, yakni peringkat ketiga setelah China dan India.

Bisnis yang memanfaatkan isu lingkungan hidup memang mudah menarik simpati publik. Mobil listrik pun laris manis.

Bila pembangkit listrik di negara-negara besar –termasuk Indonesia– sudah tidak lagi memakai batu bara (PLTU) atau bahan bakar minyak (PLTD), dan diganti dengan tenaga angin, air, atau surya, maka mobil listrik bisa mencapai tujuan idealnya. Tapi kapan?

Bahkan pertanyaan radikalnya: mungkinkah? (MH)

Tags: #gaikindo#Kementrian PerhubunganBisnis Ironis Negara BesarDampak lingkungan mobil listrikKementerian Energi dan Sumber Daya Mineralmobil listrik

BeritaTerkait

Kecelakaan Lalu Lintas: Masalahnya Bukan Teknis, tapi Moral “The cars we drive say a lot about us.” – Alexandra Paul

Kecelakaan Lalu Lintas: Masalahnya Bukan Teknis, tapi Moral...

Menanti Sang Petualang Baru: JETOUR T2 Siap Mengaspal dan Menginspirasi Perjalanan Indonesia

Menanti Sang Petualang Baru: JETOUR T2 Siap Mengaspal...

Mitsubishi Motors Perluas Layanan, DIPO Garut Hadir untuk Layani Konsumen Priangan Timur

Mitsubishi Motors Perluas Layanan, DIPO Garut Hadir untuk...

JAECOO J5 EV: Simbol Antusiasme Baru Era SUV Listrik Indonesia

JAECOO J5 EV: Simbol Antusiasme Baru Era SUV...

Ketika Keterampilan Menjadi Janji: Wuling Teguhkan Layanan ‘Worry Free’ Lewat Aftersales Skill Contest 2025

Ketika Keterampilan Menjadi Janji: Wuling Teguhkan Layanan ‘Worry...

Di Antara Tikungan dan Mimpi: Bezzecchi Mengguncang Portimao

Di Antara Tikungan dan Mimpi: Bezzecchi Mengguncang Portimao

Discussion about this post

Terkini

Kecelakaan Lalu Lintas: Masalahnya Bukan Teknis, tapi Moral “The cars we drive say a lot about us.” – Alexandra Paul

Kecelakaan Lalu Lintas: Masalahnya Bukan Teknis, tapi Moral “The cars we drive say a lot about us.” – Alexandra Paul

12 November 2025

Menanti Sang Petualang Baru: JETOUR T2 Siap Mengaspal dan Menginspirasi Perjalanan Indonesia

Menanti Sang Petualang Baru: JETOUR T2 Siap Mengaspal dan Menginspirasi Perjalanan Indonesia

12 November 2025

Mitsubishi Motors Perluas Layanan, DIPO Garut Hadir untuk Layani Konsumen Priangan Timur

Mitsubishi Motors Perluas Layanan, DIPO Garut Hadir untuk Layani Konsumen Priangan Timur

11 November 2025

JAECOO J5 EV: Simbol Antusiasme Baru Era SUV Listrik Indonesia

JAECOO J5 EV: Simbol Antusiasme Baru Era SUV Listrik Indonesia

10 November 2025

Ketika Keterampilan Menjadi Janji: Wuling Teguhkan Layanan ‘Worry Free’ Lewat Aftersales Skill Contest 2025

Ketika Keterampilan Menjadi Janji: Wuling Teguhkan Layanan ‘Worry Free’ Lewat Aftersales Skill Contest 2025

9 November 2025

PT. LAPAN ENAM MULTIMEDIA

Nomor AHU-0054288.AH.01.01.Tahun 2018
Bank BRI KCP Rawasari Jakarta Pusat
Rekening : 1192.01.000325.309
a.n PT Lapan Enam Multimedia
NIB : 1271000353605
NPWP : 96.951.044.5-647.000

EMAIL:
redaksi@autoindo.id

  • Media Partner
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

© 2025 Autoindo - Dev by achmad.

No Result
View All Result
  • MOBIL
  • MOTOR
  • KENDARAAN NIAGA
  • EVENT
  • MOTORSPORT
  • KOMUNITAS
  • PERJALANAN
  • TIPS
  • LIFESTYLE

© 2025 Autoindo - Dev by achmad.