AUTOINDO.ID, JAKARTA–Bagi pencinta motor klasik, khususnya sepeda motor berbagai merk dari Inggris, Jepang dan Itali, pasti mengenal sosok pria ini, ya dialah Thamrin Tanujaya. Dengan ramah beliau menyambut kehadiran Autoindo.id di rumahnya yang sangat asri di bilangan Ciracas, Jakarta Timur karena di tanami beberapa pohon rambutan dan pohon mangga harum manis yang buahnya mulai ranum.

(photo-photo : Denny C)
Di workshop pribadinya hanya ada satu tukang las dan satu tukang cat. “Bagi saya karyawan bengkel tak harus banyak, dua karyawanpun cukup yang penting masing-masing menguasai bidangnya.” tutur pria kelahiran Singkawang, Kalimantan Barat yang hobi pakai celana pendek ini.

Terkait dengan hobinya memburu sepeda motor lawas Thamrin memiliki dua ruangan yang sangat luas, satu ruangan khusus untuk menyimpan berbagai spare part segala jenis motor lawas dengan ribuan item dan satu ruangan lagi untuk menyimpan koleksi sepeda motor lawas ya baik yang sudah jadi maupun yang belum di rakit atau masih bahan. Berburu motor lawas dan merawatnya menjadi rutinitas buat Thamrin. “Kesibukan ini punya kepuasan sendiri. Terutama jika mendapatkan motor yang memang sedang diincarnya,” tutur Thamrin yang juga punya workshop Antiq Motor di Jl. Ciracas Raya No. 27, Jakarta Timur.

Thamrin sangat menyukai keorisinilan sepeda motor lawas yang di milikinya, dari proses mendapatkan terus membangun sampai jadi berusaha segala part-nya yang asli. Mulai dari mesin, lampu, hingga knalpot dan part lainnya harus asli dan sampai saat ini masih tetap menggunakan komponen asli. “Jika saya mengganti dengan komponen lain, maka sama saja dengan menghilangkan nilai keasliannya,” ujarnya. Koleksi sepeda motor lawas paling tuanya adalah BSA Sloper 600cc 1952 dan Norton A18 600cc 1932.

Rumah Thamrin layaknya sebuah museum sepeda motor antik yang sangat bersejarah karena ada sekitar 200an sepeda motor lawas dari berbagai merk dan jenis, belum lagi gudang spare part yang itemya ribuan. Saking banyaknya Thamrin tidak keberatan jika ada yang minat untuk memiliki koleksi sepeda motor lawasnya maupun ada yang mau membeli spare partnya.
“Saya tak keberatan jika ada yang minat memiliki koleksi saya, asal benar-benar di rawat karena membangunnya hingga menjadi motor orisinil itu tidak gampang dan tentunya harganya cocok, tak mahal-mahal banget kok.” tutur Thamrin dengan senyum khasnya.