AUTOINDO.ID, WASHINGTON–Pabrikan General Motors telah melakukan recall puluhan ribu produknya, Chevrolet Bolt. Langkah itu terpaksa dilakukan untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari setahun karena adanya dugaan potensi resiko terbakar.
Sebelumnya November lalu GM telah melakukan hal yang serupa. Penarikan kedua dilakukan menyusul tersiar kabar dua unit kendaraan listrik, Chevrolet Bolt ditemukan terbakar. Pihak GM menduga salah satu unit Bolt yang terbakar karena ada masalah dengan baterei. Musibah itu terjadi setelah pemiliknya telah memperbaiki baterei tersebut menyusul aksi recall yang dilakukan GM sebelumnya.
GM dikabarkan akan melakukan recall Blot produksi 2017 hingga 2019. Jumlah total kendaraan yang ditarik dari peredaran mencapai 68 ribu unit. Dari jumlah tersebut, 50.925 diantaranya beredar di AS. Kendaraan ini menggunakan baterai yang dibuat LG, Korea Selatan.

April lalu sejumlah teknisi GM telah menyampaikan bagaimana cara mengatasi gangguan pada sistem baterai. Mereka telah mengembangkan perangkat lunak diagnostik guna mendeteksi adanya gangguan dalam baterai. Bila gangguan ditemukan, pihak pabrik akan mengganti bagian baterai yang rusak. Perangkat lunak tersebut sudah dapat dimiliki pada Mei lalu.
“Sebagai bagian dari upaya keselamatan, para ahli dari GM dan LG telah mengidentifikasi gangguan pada sel baterai yang memicu terjadinya kebakaran pada Chevrolet Bolt,”kata Juru Bicara GM, Dan Flores seperti dikutip Yahoonews, Sabtu (24/7). Pihaknya akan mengganti modul yang beredar di pasaran dan para konsumen akan mendapatkan pemberitahuan lebih lanjut.
Namun, sejak dilakukan penarikan pertama, terjadi peristiwa kebakaran. Awal bulan ini GM telah mengingatkan pemilik Bolt, produksi 2017-2019 agar tidak diparkirkan di dalam garasi. “Salah satu peristiwa kebakaran akibat gangguan baterai dan konsumen telah memperbaharui perangkat lunaknya, dia juga telah melakukan upaya lain yang terkait,”kata Flores.
Sebelumnya GM pernah melakukan recall 2,7 juta produk Chevrolet Cobalt dan Saturn Ion karena adanya gangguan pada sistem pengapian. Kejadian tersebut telah merenggut korban jiwa 124 orang meninggal dunia dan 275 terluka. Tahun 2017 GM setuju untuk membayar 120 juta dolar klaim dari sejumlah negara bagian karena kasus kerusakan sistem pengapian.